BANTUL – Jumlah pengunjung wisata alam
sekaligus sejarah Goa Selarong di Kecamatan Pajangan, Bantul kian merosot. Hal
itu ditengarai karena pengelolaan yang kurang maksimal. Gua yang pernah menjadi
markas perjuangan Pangeran Diponegoro ini kurang mendapatkan perhatian Pemerintah
Kabupaten (Pemkab).
Hal itu
diungkapkan seniman Acapella Matraman Pardiman C Nugraha. Dia menilai perlu ada
upaya semua pihak khususnya Pemkabuntuk mengembalikan potensi wisata Goa
Selarong menjadi ikon Kabupaten Bantul. Inovasi program kegiatan pemerintah
dalam memberdayakan seniman dan kelompok seni dipandang perlu untuk
mengembalikan daya tarik pengunjung.
Menurutnya,
kawasan Goa Selarong juga cukup potensial menjadi pusat kegiatan wisata
pendidikan masyarakat dan kalangan pelajar. Kegiatan tradisi seperti Grebeg
Selorong, wisata pelajar dan banyak lainnya dapat lebih difokuskan.
“Kegiatan-kegiatan
menyangkut pentas kesenian dapat diarahkan ke Goa berada di Guwosari, Pajangan
dengan berbagai kemudahan dan fasilitasi untuk setiap kelompok seni yang hendak
tampil secara bergiliran,” kata Pardiman.
Kabupaten
Bantul memiliki 75 desa yang setiap desa memiliki ragam kelompok seni. Jika itu
diberdayakan untuk menggeliatkan kembali Gua Selarong, maka tingkat kunjungan
akan meningkat.
“Tinggal mau
tidak Pemkab memfasilitasi kelancaran dan kemudahan bagi kelompok-kelompok seni
yang ada,” tambah Pardiman.
Para seniman
Bantul, kata dia, tidak mengharapkan penghasilan lebih, namun yang dibutuhkan
adalah kemudahan dan dukungan.
Terpisah,
anggota DPRD Bantul Aslam Ridlo mengatakan perlu adanya pengalihan kebijakan
pariwisata Bantul yang selama ini hanya terfokus potensi pantai Parangtritis.
“Perlu ada
terobosan kebijakan menyikapi makin menurunnya tingkat kunjungan wisatwan ke Goa
Selarong. Perpaduan kebijakan pariwisat dan pendidikan cukup efektif dilakukan
Pemkab untuk pemulihan tempat wisata sejarah dan pendidikan serta tempat wisata
lain yang selama ini belum tergarap dengan baik,” katanya.
Redaktur: Azwar Anas