BANTUL – Adanya larangan dan penutupan tempat karaoke di lokasi obyek wisata Parangtritis, menimbulkan pro dan kontra. Bagi pengelola bisnis hiburan itu, tentunya merasa dirugikan. Pasalnya bisnis yang dilakukan merupakan mata pencaharian dari beberapa pihak.
Menurut Ketua Paguyuban Karaoke Parangtritis, Rohadi Kambil, pengelola banyak merekrut tenaga wanita sebagai pemandu lagu. “Sebelum menjadi pemandu lagu, rata-rata mereka semua adalah Pekerja Seks Komersial (PSK),” tuturnya, Senin (25/11/2013).
Kambil juga memarparkan, dengan adanya tempat karaoke, PSK di wilayah Parangtritis berkurang 75 persen. Namun setelah ditutupnya usaha hiburan tersebut, banyak dari wanita-wanita itu kembali ke profesi lamanya menjadi PSK.
“Dengan tidak bekerja lagi, mereka kembali jadi PSK,” tuturnya.
Kambil menambahkan, dirinya beserta paguyuban sudah berupaya untuk mengingatkan agar jangan kembali menjadi PSK.
“Itu masalah perut, jadi saya juga kewalahan memberitahu mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Bantul, Kandiawan menuturkan, untuk mengantisipasi hal itu jajarannya bersama Dinas Sosial Bantul akan terus memantau dan memberikan penyuluhan.
“Pembinaan akan terus dilakukan, paling tidak dapat mengurangi,” terangnya. (elo)
Redaktur: Azwar Anas