Budaya  

Sujud Kendang Turut Ramaikan Valentine di Oxen

YOGYAKARTA – Generasi muda barangkali tidak semua mengenal Sujud Kendang, sebagai seniman legendaris yang dipunyai Yogyakarta. Tetapi yang lahir pada medio 70-an sudah pasti mengenalnya. Sebagian bahkan mengaguminya hingga saat ini.

Pemilik café Oxen Free, Rachel Saraswati salah satunya, untuk meramaikan valentine Sujud Kendang diminta mengisi acara di café yang menjadi salah satu tempat nongkrong anak-anak muda jaman sekarang, Sabtu (15/2) malam.

Rachel Saraswati yang merupakan anak terakhir dari Sastrawan Indonesia, alamarhum WS. Rendra mengaku kagum dengan semangat yang dimiliki Sujud Kendang. Meski sudah tergolong tua dan bahkan sempat menjalani serangkaian operasi karena penyakit yang dideritanya, Sujud Kendang mampu menghibur puluhan pengunjung.

“Soejud Kendang itu luar biasa. Generasi muda musti tahu siapa Soejud Kendang. Orang tua yang semangatnya tak pernah habis,” ujarnya.

Rachel juga mengaku senang pada akhirnya bisa mendatangkan Sujud Kendang di cafenya. Pasalnya paska menjadi pasien di rumah sakit, Sujud jarang meladeni permintaan penggemarnya. Bahkan beberapa bulan lalu, ratusan seniman Yogyakarta sempat menggalang pentas amal untuk membantu dana pengobatan Sujud Kendang.

“Ini mimpi ayah saya, Rendra. Sebagai sastrawan dulu dia seringkali menanggap Sujud. Saat saya kecil bahkan Sujud juga turut memomong saya,” akunya.

Rachel menambahkan, pihaknya juga siap menggalang dana untuk operasi Sujud Kendang yang kedua. “Ya kami berencana akan membuat even untuk menggalang dana buat operasinya pak Sujud,” tambahnya.

Sementara itu, ditemui usai manggung, Sujud Kendang yang mengenakan pakaian adat Jawa lengkap dengan blangkonnya tampak segar bugar. Menurutnya, penyakit yang diidapnya bukan menjadi habatan untuk terus menghibur orang-orang yang ingin mendengarkan suara kendangnya.

“Saya masih kuat berjam-jam memainkan kendang,” ujarnya.

Sujud yang sudah bermain kendang sejak umur 11 tahun, mengucapkan termikasih kepada seluruh seniman dan bahkan masyarakat Yogyakarta yang masih menganggap keberadaannya. Di usianya yang kian senja, yakni 61 tahun, Soejud hanya punya keinginan untuk tetap bisa menghibur masyarakat Yogyakarta dengan kendang ulungnya. (war)

Redaktur: Azwar Anas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com