Kalau Sudah Tahu Dampaknya, Haruskah Berkampanye dengan Knalpot Tidak Standar?

SLEMAN – Kampanye terbuka Pemilu 2014 yang sudah berlangsung empat hari ini layak untuk mendapat evaluasi, termasuk bagi penyelenggara kampanye. Pasalnya, masih saja ada peserta kampanye yang memasangi kendaraannya dengan knalpot tidak standar.

Menurut Peneliti Transportasi UGM, Tri Adianto, knalpot yang digunakan sebagai peserta kampanye Parpol tidak sesuai standar. Menurutnya knalpot yang standar adalah knalpot yang memang dipakaiakan pabrik sepeda motor atau yang menjadi paket dalam pembelian sepeda motor.

Selain mengganggu ketenangan warga, knalpot tidak standar itu juga dapat menambah polusi udara.

“Terlebih jika melewati tempat ibadah. Budaya seperti ini yang secara bertahap harusnya dihilangkan,” ungkap Tr Adianto ketika ditemui di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Rabu (19/3/2014).

Ia menambahkan, jangan sampai kampanye yang akan masih berjalan beberapa minggu ke depan ini, mengganggu jalan akses orang lain. “Itu mengurangi hak orang lain. Misalnya, menyetop pemakai jalan disaat lampu hijau. Akibatnya akan mengganggu lalu lintas,” pungkasnya.

Lain pula yang diutarakan Direktur Eksekutif Wahan Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta, Halik Sandera,pemakaian knalpot tidak standar dalam kampanye menimbulkan polusi udara 5 kali lipat lebih tinggi dari biasanya “Gas buangnya lebih banyak dan tingkat pencemaran udara akan tinggi,” katanya.

Tentu hal itu akan berdampak pada kesehatan. Halik menjelaskan, asap knalpot, mengluarkan gas emisi yang mengandung racun. Seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), partikulat (PM 10), debu timbal (PB), oksida belerang (SO), dan oksida nitrogen (NO).
Padahal misi gas buangan kendaraan di Yogyakarta yang berupa hidrokarbon sudah melebihi ambang baku mutu udara. Jika tidak memakai knalpot standar, emisi gas buang pada motor akan melibihi batas aman untuk dihirup.

“Efek yang ditimbulkan dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti mampu mengurangi jumlah oksigen dalam darah sehingga mnimbulkan gangguan berpikir, penurunan refleks, serta ganguan pada jantung,” jelasnya.

Halik menambahkan sebagai Calon Legislatif yang baik hendaknya melakukan kampnye dengan baik. Tidak merusak lingkungan dan kenyamanan warga. “Kalau Caleg itu tahu, harusnya melarang simpatisnnya konvoi dengan knalpot tidak standar,” pungkasnya. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com