YOGYAKARTA – Warga kampung Kweni, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY yang menjadi korban kekerasan sekelompok orang yang diduga oknum pendukung pasangan Capres-Cawapres tertentu pada Selasa (24/06/2014) lalu, menuntut keadilan.
Belum ada kejelasan penegakkan hukum. Sejauh ini polisi baru menerima laporan, namun belum mengungkap satupun pelaku dan ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, belum ada itikad baik dari pihak-pihak yang diduga bertanggung jawab atas kejadian tersebut, yaitu tim koalisi Merah-Putih pendukung pasangan Prabowo-Hatta untuk memberikan kompensasi atas kerugian yang diderita korban.
Hal itu disampaikan penasehat hukum yaitu Albertus Iswadi, S.H, Mustofa,S.H dan Tengku Wahyudi Sapta Putra,S.T,S.H dari Lembaga Bantuan Hukum Studi dan kebijakan Publik ( LBH SIKAP), dalam press release yang diterima jogjakartanews.com, Sabtu (06/07/2014) malam.
“Padahal sebelumnya di media dan surat kabar ketua harian koalisi Merah Putih Bantul, Enggar Suryo Jatmiko menyatakan siap bertanggung jawab atas kerugian yang di alami para korban dan menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan serta akan segera bicara dengan para pihak pihak yang dirugikan,” ujar Albertus Iswadi, SH dalam Press Release.
Dikatakan Iswandi, atas dasar itulah para korban meminta agar janji itu segera mereka realisasikan. Namun hampir dua minggu paska kejadian, kata dia, janji tersebut belum juga dipenuhi bahkan belum ada satupun dari mereka yang menemui para korban.
“Berbagai upaya telah korban lakukan diantaranya dengan mencoba menghubungi Pak Miko (Panggilan Enggar Suryo Jatmiko) namun yang bersangkutan sulit dihubungi,” imbuhnya.
Masih menurut tim penasihat para korban, dari data yang terkumpul menyebutkan bahwa korban berjumlah 12 orang yang kesemuanya mengalami kerugian materiil yaitu menyebabkan kerusakan 4 mobil , 3 motor, 1 sepeda mini, genteng dan kaca rumah pecah serta besi dan alat las hilang.
“Kami tidak menuduh pelakunya adalah peserta kampanye Prabowo-Hatta yang melakukan arak-arakan atau konvoi setelah menghadiri acara kampanye terbuka di Bantul pada waktu sebelum kejadian. Namun kami hanya mempertegas untuk meminta pertanggungjawaban dari ketua harian Koalisi Merah Putih Bantul atas pernyataannya disalah satu media bahwa dia siap bertanggung jawab atas kejadian tersebut,” ungkapnya.
Pihak korban, kata dia, berharap agar sebelum berlangsungnya pilpres tanggal 9 Juli, masalah tersebut bisa diselesaikan baik-baik secara kekeluargaan. Iswandi juga berharap tidak ada alibi (alasan) bahwa pernyataan Enggar Suryo Sujatmiko itu merupakan pernyataan yang bersifat pribadi karena pernyataanya di media sudah sangat jelas, yaitu sebagai ketua harian Koalisi Merah Putih Bantul.
Iswandi juga menandaskan jika posisi korban bukan sebagai simpatisan atau pendukung dari salah satu pasangan capres dan cawapres, dan tidak terlibat dalam kampanye. Korban, imbuh dia, tidak tahu permasalahan sebenarnya dari pihak-pihak yang bersitegang.
“Sekali lagi jangan ingkar janji karena rakyat bisa menilai dan akan berdampak pada penilaian negatif kepada capres dan cawapres yang didukungnya. Jika tuntutan korban tidak dipenuhi, kami akan mengirimkan surat somasi kepada yang bersangkutan dan melakukan berbagai cara agar hak-hak korban terpenuhi,” pungkasnya. (yud)
Redaktur: Rudi F