Oleh: Agung P*
BEBERAPA bulan yang lalu, tepatnya, 12 Agutus, 2014 di media sosial sempat dihebohkan dengan cuitan seseorang di Tweeter yang mengaku melihat ‘lintang kemukus’ (Bintang Kemukus) atau bintang jatuh. “di langit Kota Solo setelah supermoon, ada penampakan LINTANG KEMUKUS” cuit pemilik akun bernama Daryono Soebagyo @DaryonoS.
Banyak yang tidak mengetahui kejadian tersebut, terlebih media massa tidak memberitakan kejadian itu, karena lebih banyak menulis atau memberitakan tentang kemunculan supermoon Selasa (09/09/2014) malam sebelumnya. Bulan penuh yang terjadi karena posisi satelit Bumi itu berada dalam jarak terdekat dengan Bumi tersebut merupakan yang terakhir terjadi di tahun 2014 ini.
Namun kabar munculnya lintang kemukus itu bagi kalangan tradisionalis jawa, menjadi perhatian khusus. Sebab, kemunculan bintang kemukus tersebut dalam astrologi budaya Jawa, berkaitan dengan ilmu keselamatan hidup.
Terlebih, kemunculan lintang kemukus tersebut terjadi ketika pasca perhelatan Pemilihan Presiden yang menyisakan konflik antar kedua kubu pendukung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, waktu itu.
Status @DaryonoS itupun menjadi bahasan khusus beberapa citizen, diantaranya oleh pemilik akun Anoman_obong @mata_indigo. Dalam status ia menuliskan, “Lintang kemukus itu nampak di langit Solo. Sebuah kemunculan yg di yakini mayoritas orang-orang jawa akan datangnya petaka dan bencana”.
Ia banyak mengulas prediksi dalam kultweetnya di chirpstory, dimana ia mengatakan di zaman Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), banyak sekali kekacauan dan kebobrokan yang terjadi di Negeri ini, yang selalu di tutup-tutupi dengan selubung-selubung Opini dan cerita-cerita,kejadian-kejadian rekayasa dan dusta.
“Kebohongan,kecurangan,perampokan terud menerus di samarkan dalam sebuah topeng besar “Kebijakan”… TUHAN sudah tidak lagi di takuti..!! Agama sudah tidak lagi di jadikan pedoman dan acuan..” demikian cuit @mata_indigo.
Kendati tak menyebut nama presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kul twiitnya, namun @mata_indigo menegaskan jika munculnya lintang kemukus itu adalah peringatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama bagi para pejabat dan pemimpin Negara agar tidak mengulangi perbuatan buruk seperti pemerintahan sebelumnya.
Namun, pasca dilantik dan hampir dua bulan ini menjabat banyak sekali kebijakan-kebijakan presiden Jokowi yang nyaris sama dengan presiden SBY. Yang paling jelas adalah saat menaikkan harga Bahan Bakar Minnyak (BBM).
Bahkan di era presiden Jokowi ini dilakukan dengan membangun opini yang lebih beragam dan massif dengan dukungan media-media mainstream. Kendati alasan menaikkan harga BBM identik atau bahkan sama dengan SBY, namun masyarakat dibuat tidak menyadari dengan berbagai informasi yang membuat rakyat lupa dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan harga BBM. Setiap isu kenaikan harga BBM muncul, selalu discounter dengan isu-isu lainnya yang lebih berfariatif meskipun kebanyakan masih sama dengan di era SBY, seperti isu Narkoba, Isu SARA, Isu Konfrontasi dengan Negara tetangga, isu politik, isu artis yang tidak relevan dengan kepentingan public.
Jeritan rakyat akibat kenaikan harga BBM selalu dibungkam dengan cara yang sangat halus, hingga cara yang sangat kasar seperti dengan membubarkan paksa aksi demonstrasi mahasiswa. Bahkan dilaporkan hingga makan korban jiwa, seperti yang terjadi di makassar.
Mudah-mudahan, kemunculan lintang kemukus di langit solo beberapa bulan yang lalu bukanlah pertanda buruk. Sebab, menurut Dr. Purwadi, M. Hum, dalam bukunya ‘Kraton Pajang’ tidak semua kemunculan bintang kemukus itu bertanda buruk, tergantung dari arah mana munculnya dari orang yang melihat (halaman 427).
Berikut firasat-firasat munculnya bintang kemukus menurut arah kemunculannya:
1.Kalau Nampak di bagian Timur, berarti akan murah makanan,
2.Kalau Nampak di sebelah Barat, berarti rakyat akan senang dan beruntung,
3.Kalau Nampak di sebelah Selatan, berarti rakyat bakal susah,
4.Kalau Nampak di sebelah Utara, berarati tanda akan susah makan,
5.Kalau Nampak di Timur Laut, berarti tanda dunia ini akan timbul kekacauan,
6.Kalau tampak di Barat Daya, berarti akan banyak bahaya banjir,
7.Kalau tampak di tenggara, berarti dunia akan timbul kerusuhan,
8.Kalau Nampak di barat laut, berarti tentu bakal ada peperangan besar, (hanya orang baik saja yang akan selamat).
Rakyat berharap kepada Presiden Jokowi agar selalu membuat kebijakan-kebijakan yang populis demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, agar Indonesia terhindar dari malapetaka sebagaimana firasat yang dipercaya sebagaian masyarakat Jawa atas kemunculan lintang kemukus. Dan jika ada kebijakan yang tidak populis yang terlanjur sudah dikeluarkan, mudah-mudahan Presiden Jokowi segera sadar dan segera mencabutnya, karena ia Presiden yang lahir dari rakyat dan selalu mendengarkan rakyat . Amin.
*Penulis adalah pegiat Budaya Jawa, Tinggal di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.