Karya Pematung Yusman Kembali Pecahkan Rekor Muri

YOGYAKARTA – Karya Pematung Yusman kembali tertoreh dalam buku Museum Record Dunia Indonesia (MURI). Kali ini MURI mencatat  pameran tunggal bertajuk, ‘Retrospektif 32 Tahun Yusman; Menandai Indonesia’ yang digelar di Jogja Gallery, Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebagai pameran patung terbesar.

Penyerahan Piagam dan Buku MURI diserahkan oleh Manajer MURI, Sri Widayanti dalam pembukaan pameran di Jogja Gallery, Rabu (20/12/2017) malam.

“Untuk karya Bapak Yusman, beliau ini bukan kali pertama tercatat dalam sejarah yang tercatat di MURI, karena sebelumnya beliau sudah memecahkan rekor. Semestinya ada empat, namun yang dua masih kami laporkan ke dewan pertimbangan untuk segera ditindaklanjuti,” katanya.

Dikatakan Sri, dua rekor Yusman yang pernah tercatat dalam MURI yang pertama pembuatan rangkaian  relief Monumen Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman terpanjang di lndonesia. Relief itu, kata dia, sepanjang 368 meter dengan bahan  Perunggu yang dibuat di Pacitan, Jawa Timur, tahun 2010. Kemudian yang kedua, kata dia, patung berkelompok terbesar pada monumen Pangsar Jenderal Soedirman di Jakarta pada Februari 2014.

“Dan pada hari ini, Rabu 20 Desember 2017, kembali kami dari MURI berkesempatan mengabadikan prestasi Bapak Yusman, sebagai pameran tunggal patung berkelompok terbesar. Untuk Karyanya bisa kita lihat panjangnya 20 meter, lebar8,4 meter, dan tinggi rata-rata 11 meter,” kata Sri yang mewakili Direktur MURI, Jaya Suprana yang berhalangan hadir.

“Kami mengapresiasi pameran tunggal bapak Yusman yang bersifat restropektif dimana kita menelisik 32 tahun karya-karya Bapak Yusman. Selamat dan sukses, semoga pameran ini dapat membawa manfaat yang besar untuk masyarakat,” pungkas Sri Widayanti.

Sementara Yusman mengatakan, menggelar pameran tunggal di Yogyakarta adalah tantangan baginya. Ia mengaku sebelumnya akan membawa patung-patung karyanya ke Padang, tanah kelahirannya untuk dipamerkan. Namun atas bujukan Direktur Jogja Gallery, KRMT. Indro Kimpling Suseno, akhirnya patung tersebut tidak jadi dipindahkan dari Jogja, tempatnya berkarya,

“Beliau (Indro Kimpling), sempat beberapa kali merayu saya. Saya mau pameran di Jogja dengan syarat Romo Kimpling bisa membebaskan Alun-Alun Utara untuk memamerkan patung-patung saya. Akhirnya beliau sanggup dan jadilah pameran ini digelar,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, KRMT Indro Kimpling Suseno mengatakan, menggelar pameran patung karya Yusman yang berukuran gigantis bukan sesuatu yang mudah. Selain harus ‘merayu’ Yusman yang dikenal teguh memegang perinsip,

“Persiapan pameran ini tergolong singkat. Semua ini benar-benar karena kehendak Tuhan. Kebetulan rekan-rekan Jenderal Soedirman Center juga sudah membuat buku yang sangat bagus tentang jenderal Soedirman. Patungnya sudah ada, tinggal dilaunching. Akhirnya kami meminta dukungan IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas) DIY dan Korem 072/Pamungkas, sehingga terselenggaralah pameran ini,” tuturnya.

Sedangkan kurator, Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum mengatakan Yusman adalah contoh menarik untuk membicarakan perihal seni, seniman, dan kekuasaan dipraktikkan dan bagaimana ketiganya saling bertautan. Selain itu, kata dia, bagaimana ‘negoisasi’ dilangsungkan, dan bagaimana keputusan atau eksekusi di lapangan,

“Pameran Yusman; menandai Indonesia, adalah pameran tentang pencapaian seorang seniman yang bertumpu pada komitmen dan integritas yang sungguh-sungguh, disertai kecintaan kepada tanah air Indonesia. Karya-Karya bermuatan sejarah, salah satunya adalah monumen, jika benar dan proporsional , cara menghadirkan serta mengajarkannya, dapat menjadi penawar kesesatan baru,” katanya dalam video karena tidak bisa hadir dalam pembukaan.  

Hadir dalam pembukaan pameran sejumlah tokoh, antara lain KPH. Wironegoro (suami dari GKR Mangkubumi), KRMT Roy Suryo (Anggota DPR RI), Sugiyanto Harjo Semangun (Ketua IKAL DIY),  Ir. Muhammad Teguh Bambang Cahyadi Soedirman (Putra Pangsar Jenderal Soedirman),  Nining Tejaningsih (Cucuc Pangsar Jenderal Soedirman), Dr. Muhammad A.S Hikam, APU (pengamat politik dari President University) dan Prof. Dr. Anhar Gonggong (Sejarawan). Sedangkan petinggi dari TNI AD ada Staf Ahli KASAD, Brigjen. TNI Gunung Surasmoro, Kasrem 072/PMK, Kolonel inf Ida Bagus Ketut Surya.

Sekadar informasi, Pameran tunggal pematung Yusman yang akan digelar hingga 10 Januari 2018 tersebut diselenggrakan oleh IKAL DIY dan Korem 072/PMK untuk memperingati Hari Juang Kartika Tahun 2017. Serangkaian dengan pembukaan Pameran Tunggal, sebelumnya IKAL DIY dan korem 072/PMK menggelar bedah buku ‘Soedirman, The Great Genune General’ karya (alm) Bugiakso dan Nining Tejaningsih (Cucu Pangsar Soedirman) di Museum Sasmitaloka, Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman, Yogyakarta, Rabu (20/12/2017) sore.

Rangkaian acara tersebut didukung oleh Paguyuban Seniman Sakato, Jenderal Soedirman Center, dan Bhumi Atala Dwipa. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com