YOGYAKARTA – Ribuan masyarakat Yogyakarta menggelar aksi damai bertajuk Aksi Bela Bangsa di depan Gedung PDHI Alun-Alun Utara Yogyakarta, Minggu (03/06/2018) sore. Aksi yang diinisiatori sejumlah elemen masyarakat yang bergabung dalam Forum Aksi Bela Bangsa, tersebut berlangsung damai dan tertib.
Aksi dimulai pada pukul 15.00 dengan didahului Shalat Ashar berjamaah di Masjid Gede Kauman. Aksi tersebut diwarnai peserta aksi yang mengenakan kaos bertuliskan #2019GANTIPRESIDEN. Meski demikian, pihak penyelenggara membantah jika aksi Aksi Bela Bangsa dipersepsikan sebagai kegiatan tokoh-tokoh yang selama ini mendukung gerakan politik #2019GantiPresiden,
Koordinator Aksi Bela Bangsa, Dwi Kuswantoro mengatakan, aksi yang digelar tidak terkait dengan Partai Politik (Parpol), namun murni inisiatif masyarakat,
“Kami tegaskan aksi ini bukan inisiatif perorangan atau partai politik, tapi tokoh masyarakat Yogya yang gelisah pada pengelolaan negara yang jauh dari amanat kemerdekaan,” ujar Dwi.
Dwi menjelaskan, aksi diselenggarakan untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli dengan nasib bangsa Indonesia saat ini. Masalah bangsa, kata Dwi, masih banyak, diantaranya ketimpangan dan kemiskinan yang masih membuat bangsa ini jauh dari sila ke 5 Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Terkait Hastag 2019GANTIPRESIDEN adalah bagian dari kritik, karena Pilpres memang dilaksankan tahun 2019 dan bukan hanya kepentingan satu golongan atau Parpol tertentu, melainkan kepentingan seluruh masyarakat Indonesia,
“Kami justru ingin kembalikan Pancasila sebagai ruh bangsa melalui perubahan kepemimpinan nasional,” ujarnya.
Dwi menuturkan aksi ini didukung berbagai elemen umat Islam dan elemen kebangsaan yang telah berkomitmen mengerahkan massa serta anggota masyarakat secara pribadi. Aksi yang berlangsung damai dan tertib, kata Dwi, sekaligus membuktikan bahwa isu Aksi Bela Bangsa yang diplintir sebagai aksi yang bertentangan dengan Pancasila dan berpotensi menimbulkan keicuhan, tidak terbukti.
Sebelumnya, aksi Bela Bangsa tersebut memang direncanakan akan dihelat pada Jumat (01/06/2018) bertepatan dengan peringatan hari Pancasila di titik Nol Kilometer. Tokoh Nasional yang diundang diantaranya Mantan Ketua MPR RI, HM. Amien Rais, namun berhalangan hadir karena sedang umrah.
Namun aksi batal karena tidak mendapatkan ijin dari Polda DIY. Berdasarkan hasil pertemuan dan kesepakatan dengan Kapolda dan Danrem aksi akhirnya diundur.
“Ini sebagai wujud penghormatan kepada para ulama dan tokoh masyarakat DIY yang selalu menekankan agar Aksi Bela Bangsa ini menjadi aksi yang bersih, tertib, aman, dan damai, serta menghormati semua pihak, termasuk aparat keamanan sebagai lembaga negara. Dengan Aksi Super Damai tidak bisa diprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan Jogja damai,” tegasnya.
Penyelenggara juga melakukan pembekalan kepada 700 petugas keamanan yang telah disiapkan. Petugas juga dibekali penegasan prinsip-prinsip pengamanan aksi super damai serta teknik-teknik mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan gangguan keamanan.
Di sisi lain, salah satu tokoh yang hadir adalah. H. Syukri Fadholi. Dalam orasinya, mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta itu mengajak ummat Islam di DIY khususnya dan masyarakat yang berkomitmen untuk kemajuan bangsa Indonesia untuk tidak menutup mata dengan realitas kemunduran Bangsa Indonesia yang terjadi saat ini.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyoroti kebijakan-kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi yang dinilainya tidak berpihak kepada rakyat, terutama rakyat kecil dan ummat Islam. Syukri yang juga koordinator Presidium Aksi Bela bangsa ini, menandaskan jika persoalan bangsa ini tidak sekedar korupsi dan narkoba, tapi ada berbagai masalah yang kita hadapi, seperti darurat penegakan hukum, darurat keadilan sosial, dan hutang negara yang besar,
“Jadi jangan salahkan jika saat ini muncul wacana #2019GANTIPRESIDEN,” ujarnya. (kt1)
Redaktur: Faisal