YOGYAKARTA – Afnan Hadikusumo yang kembali terpilih sebagai anggota DPD RI periode 2019-2024, pada Pemilu 2024, menyatakan tidak mau dicalonkan lagi. Selama ini, Afnan mewakili suara Muhammadiyah Provinsi DIY yang sudah tiga kali periode berturut-turut menjadi senator di Senayan.
“Saya sudah tua. Saat ini 52 tahun, pada Pemilu 2024 umur saya 57 tahun,” ujar Afnan pada acara Syukuran Konsolidasi Persyarikatan di Gedung Muhammadiyah DIY Jalan Gedongkuning Yogyakarta, Sabtu (13/07/2019) malam.
Cucu dari Pahlawan Nasional Ki Bagoes Hadikoesoemo ini sadar diri, usianya tidak lagi muda. Peraih 170 ribu suara pada Pemilu 2019 ini dengan tegas pada Pemilu 2024 menyatakan tidak mau dicalonkan lagi,
“Ini periode (2019 – 2024) terakhir saya. Jangan dicalonkan lagi,” ujarnya.
Menurutnya, kader Muhammadiyah di Yogyakarta sangat banyak, berkualitas dan mumpuni. Banyak dari AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) atau Aisyiyah yang masih energik,
“Semoga Muhammadiyah bisa mendapatkan wakil yang lebih baik dari saya dan mobilitasnya lebih baik lagi,” katanya.
Terkait pernyataan Afnan tersebut, Pimpinan Muhammadiyah Wilayah (PWM) melakukan penjaringan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI lebih dini. Maksimal dua tahun setelah Pemilu 2019, penjaringan sudah dimulai.
Ketua Tim Pemenangan Muhammadiyah, Ahmad Syauqi, mengatakan, pengalaman pelaksanaan Pemilu 2019 sempat menyulitkan langkah organisasi Muhammadiyah. Ada beberapa rekomendasi agar pada Pemilu 2024, Muhammadiyah tetap memiliki wakil di DPD RI.
Dikatakan Syauki, salah satu poin penting rekomendasinya adalah sistem rekrutmen atau penjaringan calon anggota DPD RI dari Muhammadiyah. Menurutnya, isi rekomendasi itu, PWM DIY bakal melakukan penjaringan calon anggota DPD RI dua tahun setelah Pemilu 2019. Tahapan pertama dipilih lima calon lalu disosialisasikan ke seluruh warga Muhammadiyah.
Kemudian, satu tahun sebelum pendaftaran ke KPU, PWM DIY sudah harus memutuskan memilih seorang calon,
“Pemilihan lebih awal ini sangat penting,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan alasannya, mengingat memilih calon dari Muhammadiyah untuk dicalonkan sebagai anggota DPD RI, tidak sederhana,
“Itu lebih rumit dibanding memilih kepala sekolah Muhammadiyah, direktur rumah sakit maupun rektor perguruan tinggi Muhammadiyah,” imbuhnya.
Ditandaskan Syauqi, memilih calon anggota DPD RI sama artinya menjaga amanah masyarakat DIY. Hal itu menurutnya diibaratkan karena menghadapi pertarungan bebas di area yang membutuhkan elektabilitas, sehingga harus disiapkan agar tidak kesulitan.
Jika rekomendasi ini diterima, maka dua tahun lagi sudah muncul lima calon yang akan menggantikan Afnan. Rekomendasi yang diserahkan langsung kepada Azwan Latif dari PWM DIY,
“Rekomendasi ini semata-mata untuk menjaga marwah persyarikatan Muhammadiyah,” pungkas Syauqi. (kt1)
Redaktur: Faisal