Oleh: M. Faisal Anwar*
Betapa hebatnya Rosulullah, Muhammad SAW. Beliau menyuapi orang buta dengan tangannya sendiri. Padahal orang buta itu kesehariannya kerap mencaci maki Rosulullah. Ketika manusia suci yang memimpin ummat peduli pada gembel jalanan yang bodoh lagi buta, meski berperangai buruk, itulah diantara contoh tingkat kemanusiaan yang sempurna. Ia tak lalai dengan penderitaan rakyat di pelupuk mata. Namun Ia juga tak abai dengan kemaslahatan ummat manusia dan bahkan alam semesta yang jauhnya tak tertembus penglihatan mata.
Muhammad tak berimajinasi apalagi berhalusinasi. Beliau tak ingin mendirikan kerajaan dunia. Ia bertindak Hanya karena Allah SWT pemilik semesta dan atas kehendak-Nya.
Lalu, saat ini adakah seseorang, atau bahkan sekelompok orang yang benar-benar mencontoh Rosulullah dengan sempurna? Siapa? Aliran apakah? Apa para penafsir ajaran agama yang kemudian disempitkan menjadi aliran politik? Politik yang menebar sabda langit dengan pongah, lalu menghakimi yang tak mau berada dalam barisannya secara jumawa?
Benarkah spektrum agama sesempit imajinasi atau bahkan halusinasi mereka yang ingin mendirikan kerajaan dunia dan merubah Pancasila sebagai dasar negara NKRI? Apakah mereka yang ingin merebut kekuasaan di dunia dan ber-ekspansi seolah menjadi pewaris kebenaran tunggal benar-benar menawarkan solusi untuk Indonesia?
Apakah partai sejagat itu, partai internasional, atau partai berjargon internasionale yang berkedok agama atau ideologi (termasuk komunis), benar-benar kehendak Tuhan Yang Maha Esa?
Jikalaupun benar perang bisa membawa damai, jikalaulah perang bisa membawa maslahat, mengapa Tuhan memerintahkan manusia untuk memeluk agama damai? (*)
Yogyakarta, 02 Januari 2020
*Penulis adalah penggiat Forum Muda Lintas Iman Yogyakarta (Formuliyo).