SURABAYA – Terkait berbagai dimanika dan kejadian dalam Forum Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ke-31 di Surabaya, Forum Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Se-Indonesia akhirnya mengeluarkan Pernyataan Sikap.
Koordinator Nasional Badko HMI Se-Indonesia, Sahal Munir mengatakan, rumusan pernyataan sikap yang disampaikan merupakan hasil refleksi dan evaluasi para Ketum Badko Se Indonesia secara objektif, sesuai fakta di arena Kongres. Pernyataan dirumuskan bersama pada Rabu (24/03/2021) malam.
“Kami membuat pernyataan sikap ini tak lain adalah untuk menyelamatkan Kongres yang merupakan forum tertinggi di HMI. Tentu saja ini adalah ikhtiar kami untuk menyelamatkan HMI. Kami menginginkan agar Kongres HMI ke 31 di Surabaya ini berlangsung kondusif sehingga bisa menghasilkan keputusan-keputusan organisasi yang terbaik,” ungkapnya dalam keterangan pers.
Sahal yang juga Ketum Badko HMI Jateng-DIY berharap pihak-pihak yang dituju dalam pernyataan sikap mempertimbangkan dan segera mengambil langkah tindak lanjut yang cepat dan tepat.
PERNYATAAN SIKAP FORUM KETUA UMUM BADKO HMI SE-INDONESIA 24 Maret 2021
Assalamualaikum wr wb,
Teriring salam dan doa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga kita selalu diberi kesehatan dan keberkahan. Setelah melakukan Konferensi Pers. Forum Badko HMI Se Indonesia pada tanggal 20 Maret 2021, dan melihat kondisi dualisme di PB HMI yang belum selesai, serta dinamika dalam kongres HMI ke XXXI di Surabaya. Berikut kami sampaikan laporan perkembangan ikhtiar Forum Badko dalam menyatukan PB HMI.
REKONSILIASI DUALISME PB HMI
Setalah menyiarkan secara publik atas pernyataan sikap kami tanggal 20 Maret 2021 bertempat di Jakarta. Kami sudah berupaya untuk berkomunikasi dengan kedua belah pihak; yaitu Pj. Ketua Umum saudara Arya Kharisma dan Pj Ketua Umum saudara Abdul Muis dengan ini kami sampaikan hasilnya adalah Saudara Abdul Muis siap dan mempunyai itikad baik untuk duduk Bersama melakukan rekonsiliasi,
Bersamaan itu juga, kami juga sudah mengutus perwakilan Ketua Umum Badko untuk berkomunikasi dengan Pj. Ketua Umum saudara Arya Kharisma, akan tetapi yang bersangkutan tidak mau untuk duduk Bersama Pj Abdul Muis melakukan rekonsiliasi demi keutuhan organisasi, Bukannya di sambut baik oleh saudara Arya Kharisma, justru sampai keluar kalimat darinya bahwa “Sudah ada MN KAHMI yang mendukung PB HMI, maka tidak perlu ada badko yang hadir”.
Sampai hari ini, saudara Arya Kharisma menutup diri untuk berkomunikasi dengan Ketum-Ketum Badko. Bahkan yang disampaikan Pj. Ketua Umum saudara Arya Kharisma di dalam forum Kongres HMI bahwa sudah berkomunikasi kepada Badko-Badko untuk hadir itu tidak ada sama sekali, sampai detik ini.
Maka dari itu, Kami Badko HMI Se-Indonesia meminta Kongres HMI Ke XXXI di Surabaya untuk dihentikan, sampai Saudara Pj Ketua Umum Arya Kharisma untuk mau bertemu dan duduk Bersama dengan saudara Pj Abdul Muis untuk melakukan rekonsiliasi.
PENYELENGGARAAN KONGRES KE XXXI DI SURABAYA
Kami melihat situasi kongres HMI ke XXXI di Surabaya sampai hari ini, sangat buruk penyelenggaraannya jauh jika di banding kongres -kongres HMI sebelumnya. Berawal dari Dualisme cabang- cabang yang tidak diselesaikan sebelum Kongres berlangsung. Informasi penyelengaraan Kongres yang tidak jelas dari mulai tahap awal sampai hari H pelaksanaan kongres. Utusan- Utusan Cabang yang tidak jelas siapa utusan penuh cabang cabang tersebut sampai hari H Kongres berlangsung, Keberangkatan peserta yang mendadak, Kesiapan arena forum Kongres yang terpisah tetapi fasilitas penunjang tidak disiapkan. Banyaknya peserta penuh yang tidak masuk forum Kongres karena di jaga dan di hadang aparat kepolisian.
Kongres HMI ke XXXI ini seharusnya menjadi tempat dan jawaban atas kondisi internal HMI yang terpecah belah, menjadi tempat bagi semua elemen HMI bisa sama sama menjalin silaturahmi dengan ukhuwah persaudaraan, bertukar gagasan dan dialektik di himpunan. Adapun dinamika seharusnya terjadi dalam forum intelektual dan adu gagasan, bukan dinamika kerusuhan yang dapat merugikan kader HMI itu sendiri bahkan sampai pengrusakan sarana publik. Kerusuhan yang terjadi ini tampaknya di sebabkan oleh ketidaksiapan PB HMI dalam melaksanakan kongres, masih banyak persoalan cabang-cabang yang dualisme, Registrasi peserta utusan bermasalah, bahkan sampai tanggal 24 Maret 2021 masih ada cabang yang melakukan registrasi, serta persiapan teknis lainnya yang tidak dipersiapkan dengan matang oleh Panitia Kongres.
Kami memandang forum kongres tidak berjalan lancar dan ideal, dinamika forum sudah tidak sehat, dan tidak menjunjung tinggi asas kekeluargaan antar sesama kader HMI. lebih mengedepankan kepentingan kandidat, dan mengabaikan keutuhan organisasi. Kami Ketua Umum Badko Se Indonesia miris melihatnya, kami walaupun berbeda-beda daerah, kultur, budaya dengan segala dinamikanya, tetapi kami bisa duduk Bersama mengedepankan keutuhan Himpunan dan kekeluargaan antar sesama kader HMI sebangsa dan setanah air.
Banyaknya pelanggaran Protokol kesehatan dalam penyelenggaraan Kongres ke XXXI di Surabaya ditengah situasi pandemi, sangat mengkhawatirkan akan terjadinya cluster baru peningkatan jumlah angka positif Covid-19. Hal ini adalah cermin jelas ketidaksiapan PB HMI Pj Arya Kharisma, Panasko Kongres ke XXXI dalam mempersiapkan Kongres ke XXXI.
- Kami meminta kepada Peserta Penuh Kongres HMI ke XXXI untuk sama-sama mendorong saudara Pj Ketua Umum Arya Kharisma dan Pj Ketua Umum Abdul Muis bisa duduk Bersama melakukan rekonsiliasi untuk menjaga keutuhan HMI.
- Kami meminta untuk mengenyampingkan kepentingan semua peserta penuh dalam suksesi kandidatnya masing-masing dan mengedepankan keutuhan HMI agar Himpunan ini bisa kembali utuh dari tingkat PB HMI, Badko HMI, HMI Cabang, dan Komisariat.
- Kami meminta dengan sangat kepada seluruh peserta penuh yang ada di forum untuk sama sama dengan kami meminta pihak kepolisian membebaskan peserta lainnya yang ditahan pihak kepolisian dan di “culik” intelejen.
- Kami meminta kepada seluruh peserta penuh Kongres HMI ke XXXI untuk menunda jalannya forum Kongres sebelum ketiga point di atas terpenuhi.
Intervensi MN KAHMI dalam Dualisne PB HMI dan Penyelenggaraan Kongres HMI
Kita ketahui dan rasakan keberadaan KAHMI merupakan bagian keluarga besar HMI, mereka sama-sama membantu eksistensi HMI dan kaderisasi disemua level HMI, dari mulai pusat hingga daerah. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa KAHMI dan HMI itu berbeda. Berawal dari dualisme PB HMI ketua umum PB HMI R. Saddam Al Jihad vs PJ Ketua Umum Arya Kharisma, bagaimana KAHMI terkhusus MN KAHMI yang sangat jauh ikut campur dalam urusan persoalan dualisme dan bahkan memihak kepada salah satu pihak, bukannya menengahi, sehingga mundurnya R. Saddam Al Jihad dalam forum Silaturahmi KAHMI dan bukan di forum formal HMI, itu menjadi bukti nyata, jauhnya MN KAHMI dan oknum Alumni HMI yang mengintervensi HMI.
Begitupun dalam penyelenggaraan Kongres ke XXXI di Surabaya kali ini, bagaimana MN KAHMI dan oknum oknum KAHMI lainnya tidak mempedulikan keutuhan kondisi PB HMI yang masih dualisme, masih banyaknya cabang – cabang yang dualisme, dan penyelenggaraan Kongres yang jauh dari idealnya sebuah kongres. Mereka mengintervensi dan memaksakan untuk kongres ini terus berjalan tanpa melihat kondisi di HMI karena satu alasan yaitu acara sudah di Buka oleh Presiden RI Joko Widodo. Mereka mementingkan urusan politik dan jabatannya di depan Presiden RI, ketimbang keutuhan organisasi HMI, dan penyelenggaraan Kongres yang ideal.
- Kami badko HMI Se-Indonesia meminta MN KAHMI untuk bertanggung jawab atas kondisi dualisme di PB HMI.
- Kami badko HMI se- Indonesia meminta MN KAHMI untuk tidak terus memaksakan kongres HMI ke XXXI di Surabaya untuk terus dilanjutkan.
Intervensi Kepolisian Republik Indonesia dalam Kongres HMI ke XXXI di Surabaya
Kepolisian Republik Indonesia sebagai pengayom masyarakat dan penegak hukum, seharusnya tahu Batasan memasuki ranah internal organisasi dan mana ranah publik. Insiden dinamika yang terjadi dalam penyelenggaraan kongres HMI ke XXXI di Surabaya merupakan sebuah dinamika organisasi yang itu bermula dari rangkaian panjang cerita dinamika organisasi di HMI. Masuknya polisi dalam forum kongres HMI baik yang berseragam maupun tidak berseragam sudah mencederai Organisasi HMI, dimana forum Kongres merupakan forum tertinggi HMI dalam mengambil keputusan organisasi. banyaknya polisi yang berjaga dan ikut serta memverifikasi peserta kongres untuk masuk forum kongres itu sudah mencampuri urusan organisasi HMI, dan ini menunjukan ketidak siapan dan ketidak mampuan PB HMI Pj Arya karisma dan Panasko dalam menyelenggarakan Kongres ke XXXI di Surabaya, sampai harus melibatkan aparat kepolisian. Banyaknya peserta penuh kongres yang di tahan dan bahkan ‘diculik” oleh aparat kepolisian ini sudah sangat jauh dari tugas dan fungsi kepolisian.
- Kami Badko HMI Se Indonesia meminta Pihak Aparat kepolisian untuk tidak jauh terlibat dalam Kongres HMI ke XXXI.
- Kami Badko HMI Se Indonesia meminta pihak kepolisian untuk membebaskan peserta utusan penuh kongres HMI ke XXXI dan kader kader HMI.
Demikian pernyataan Sikap Badko HMI Se Indonesia ini kami sampaikan, demi menjaga keutuhan organisasi HMI kita tercinta.
Billaahittaufik Walhidayah Wassalaamu’alaikum Wr., Wb.
Jakarta , 10 Sya’ban 1442 H (24 Maret 2021 M)