YOGYAKARTA-10 perupa kondang Yogyakarta akan melelang lukisannya untuk membantu masyarakat terdampak covid-19.
Kesepuluh perupa tersebut adalah Sidik Martowidjojo, Nasirun, Putu Sutawijaya, Bayu Wardhana, Bambang Herras, Astuti Kusumo, Budi Ubrux, Made Toris Mahendra, Dewa Mustika, dan Hari Budiono.
Lelang lukisan para perupa kondang tersebut dibuka dalam pameran yang digelar Gerakan Kemanusiaan Republik Indonesia (GKR Indonesia) di Resto Bale Raos Keraton Yogyakarta mulai, Kamis (07/10/2021) oleh putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi.
Lukisan yang dilelang dalam pameran dibuat pada acara Live Painting On The Spot saat berlangsung Vaksinasi Bhinneka Tunggal Ika yang digelar GKR Indonesia pada 27 September 2021 lalu di Sasono Hinggil Kraton Yogyakarta.
Basil lelang lukisan tersebut nantinya sebagian Alan disisihkan untuk membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
Masyarakat yang berminat mengkoleksi lukisan dapat melakukan penawaran hingga batas tanggal 13 September 2021. Karya juga dapat dilihat di akun instagram @gkr_indonesia.
Kurator pameran Kuss Indarto mengatakan keterlibatan kalangan perupa lewat Live Painting On The Spot berbarengan dengan acara vaksinasi covid19 merupakan salah satu bentuk kepedulian para seniman untuk membangun optimisme dan bahwa pandemi harus dilawan serta membangun sikap adaptif bersamanya,
“Bila kemudian karya-karya hasil live painting ini dilelang dan sebagian hasilnya akan disumbangkan untuk kepentingan kemanusiaan, sungguh sebuah sikap empatik yang sudah semestinya dilakukan,” katanya dalam pers rilis dari GKR Indonesia yang diterima redaksi, Kamis (07/10/2021).
Kuss menambahkan sejarah panjang kepedulian pada seniman, khususnya perupa, dalam merespons isu kemanusiaan telah lama dilakukan. Leonardo da Vinci pernah menggandeng para orang kaya di sekitarnya untuk mendonasi gereja yang lalu diperuntukkan bagi orang miskin. Kemudian ada Vincent van Gogh yang mendermakan uangnya bagi kelompok marjinal yang sakit,
“Di Indonesia Raden Saleh Syarief Boestaman menyumbang orang-orang kampung di sekitar rumahnya di Bogor sepulang dia dari Eropa, dan masih banyak contoh lainnya,” ungkapnya.
Dipaparkan Kuss bahwa nenjadi filantropis atau dermawan sangat diperlukan dalam situasi sekarang ini. Karya seni bisa dijadikan landasan untuk bersikap empatik pada sesamanya,
“Dan para perupa ini telah berupaya menapakkan kaki untuk niat baik ini, ” tutupnya.
Pembina GKR Indonesia, GKR Hemas mengatakan karya para perupa menjadi salah satu penanda zaman yang lahir pada suatu periode perjalanan sejarah dunia yang penuh dengan rasa haru. Hal itu karena banyak diantara keluarga dan sahabat yang berpulang karena terpapar covid19.
“Keterlibatan kalangan seniman dalam turut menyemarakkan program percepatan vaksinasi memperkuat semangat persatuan dan kesatuan lintas komponen masyarakat dalam menghadapi pandemi serta mewujudkan kebaikan bersama, ” tutur GKR Hemas. (kt1)
Redaktur: Faisal