Belum Tentukan Jagoan Pilkada Jelang Pendaftaran di KPU: Antonius Fokki Ardiyanto Sebut Ada Oknum DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta yang Melenceng

Fokki saat mengembalikan berkas pendaftaran Balon Wakil Wali Kota Yogyakarta di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta. Foto: ist
Fokki saat mengembalikan berkas pendaftaran Balon Wakil Wali Kota Yogyakarta di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta. Foto: ist

Salah satu Bakal Calon (Balon) Wakil Wali Kota Yogyakarta, Antonius Fokki Ardiyanto menyayangkan belum ditentukannya Pasangan Calon (Paslon) yang bakal diusung PDI Perjuangan  pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Yogyakarta.

YOGYAKARTA – Mendekati pembukaan pendaftaran bakal Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta untuk Pilkada 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PDI Perjuangan, ‘masih belum resmi mengeluarkan rekomendasi untuk Paslon yang dijagokan.

“Pada pemilihan walikota Kota Yogyakarta ini, PDI Perjuangan sebagai satu satunya partai yang mempunyai golden tiket untuk bisa mendaftar sendiri pasangannya di KPU Kota Yogyakarta belum juga ada kejelasan siapa yang diusung partai dalam konteks mendapat rekomendasi DPP PDI Perjuangan. Ini justru bisa kontraproduktif,” kata Fokki dalam keterangan Pers, Selasa (20/08/2024).

Ia menilai belum ditentukannya Paslon yang akan diusung membuat kader-kader militan arus bawah menyangsikan keseriusan Partai dalam memenangkan Pilkada Kota Yogyakarta 2024.

“Berdasarkan sumber yang dapat dipercaya hal utamanya adalah pemangku kebijakan di DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta tidak jelas sikap politiknya,” tegas Anggota DPRD Kota Yogyakarta 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Fokki menjelaskan, beberapa tokoh dari internal maupun eksternal Partai telah mendaftar sebagai Balon Wali Kota Maupun Wakil Wali Kota Yogyakarta melalui penjaringan yang digelar DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta.

Balon walikota yang mendaftar adalah Satya Bilal (Pengurus DPC), Gunawan Hartono (Kader) dan Wawan Harmawan (Punya KTA Baru).

Sedangkan untuk Calon Wakil Walikota yaitu Widi Praptomo (Pengurus DPD), Fokki Ardiyanto (Pengurus PAC), Wirmon Samawi (Kader).

“Tidak ada langkah langkah nyata dan riil dari DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta dalam gerakan pemenangan pilkada yang satu rampak barisan bahkan dalam Apel Siaga dengan biaya dari Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai Bapak Komarudin Watubun, para bakal calon walikota dan wakil walikota yang telah menjaga marwah partai dengan mendaftar juga tidak diundang,” ujarnya.

“Malah forum tersebut dijadikan forum atraksi sirkus oleh oknum oknum DPC Partai untuk menjilat elit elit DPP demi kepentingannya sendiri dan partai hanya dijadikan alat untuk pembenar perilaku politiknya,” tandas Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPN Repdem ini.

Tak hanya itu, Fokki mengungkapkan,  acara sakral Haul Bung Karno beberapa waktu lalu yang seharusnya dijadikan momentum konsolidasi partai dalam konteks pemenangan pilkada, juga diisi acara tak bermakna.

“Haul Bung Karno hanya dijadikan atraksi sirkus oleh oknum oknum pemangku kebijakan di DPC Partai. Kawan-kawan kader dan simpatisan partai di Kota Yogyakarta, telah menegaskan bahwa PDI Perjuangan bukan milik elit partai, partai ini milik semua kader partai yang telah berjuang dan masih setia bersama partai dengan keringat, darah dan air mata bahkan nyawa,” tegas Ketua ISRI Yogyakarta ini.

Melihat situasi kondisi DPC PDI Perjuangan yang dinilai jalan di tempat dan tak ada langkah konkret konsolidasi kegotong royongan untuk memenangkan pilkada Kota Yogyakarta 2024,  Fokki menilai ada indikasi pelemahan gerakan partai yang dilakukan oleh oknum oknum DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta.

“Artinya patut diduga dengan lambannya gerakan DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta ini, patut diduga ada agenda tersembunyi dengan tujuan akhir kekalahan partai dalam pilkada Kota Yogyakarta 2024,” tukasnya.

Fokki mendesak DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta agar  kembali kepada marwah partai. Ia mengingatkan peristiwa kader-kader Partai yang terang-terangan membelot dari garis Perjuangan Partai.

Dia menyebut beberapa tokoh, diantaranya Haryanto Taslam, Roy BB Janis, Laksamana Sukardi dan Arifin Panigoro serta yang terbaru Budiman Sudjatmiko dan Maruarar Sirait, yang  sebelumnya adalah loyalis Partai namun kini berbalik arah politik.

“Mereka dulunya pejuang-pejuang partai dan setia kepada Ibu Megawati Soekarnoputri tetapi ketika merasakan nikmatnya kekuasaan mereka berpaling termasuk Jokowi, Gibran dan Boby,” sentilnya.

“Saya paham betul oknum oknum DPC yang dimaksud dulu adalah pejuang partai tapi proses sekarang menjadi elit partai saya juga paham betul. Maka saya sekali lagi mohon kepada kawan kawan saya yang sekarang menjabat elit partai dan dulu berjuang bersama di tingkatan lokal. Jangan Jual Partai Ini, Banteng Yogyakarta Not For Sale!,” pungkas Fokki. (pr/rd1)

Redaktur: Faisal

57 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com