Perlu Bersiaga Hadapi Awan Cumolonimbus

SONY DSC

YOGYAKARTA – Saat ini cuaca di Yogyakarta sering tidak menentu. Saat pagi hari hingga siang, terasa panas dan terik, namun jika memasuki sore atau malam hari terjadi hujan.
Meski demikian, Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY, Tony Wijaya, hal terebut wajar. Karena, di Yogyakarta di saat ini memasuki musim pancaroba.

“Dengan kata lain, peralihan musim hujan ke musim kemarau,” ungkap Tony kepada wartawan di kantornya, Senin (10/03/2014).

Ia menceritakan, pada awal Maret lalu, Matahari berada tepat di atas Yogyakarta. Hal inilah yang menyebabkan apabila siang hari panasnya sangat terik.

“Terkadang muncul awan Cumolonimbus (awan yang hitam pekat-red). Awan inilah yang meimbulkan cuaca ekstrem,” katanya.

Dijelaskan Tony, awan cumolonimbus juga mengakibatkan petir, angin lebat, dan hujan deras, tetapi dalam frekuwensi singkat.

“Kami menghimbau masyarakat agar menebangi pepohonan yang sudah tinggi. Selain itu, segera memperbaiki atap rumah agar tahan dari hembusan angin,” ujarnya.

Untuk wilayah selatan Yogyakarta, kata dia, pada akhir bulan April nanti diprediksi lebih awal terjadi musim kemarau, yakni daerah Bantul dan Kulonprogo bagian selatan.

“Sedangkan, Yogyakarta bagian utara menysul kemarau di akhir bulam Mei,” pungkasnya. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com