Budaya  

Tarik Minat Generasi Milenial, Seni Ketoprak Perlu Direformasi

YOGYAKARTA – Penulis naskah dan seniman ketoprak, Bondan Nusantara mengungkapkan akan melakukan reformasi sosial ketoprak sebagai fungsi cerdas dalam mewujudkan seni produk lokal tradisi kerakyatan yang sesuai dengan konteks kekinian.

“Kita akan mewujudkan seni ketoprak bersifat kekinian namun tidak kehilangan jati diri ketoprakannya khususnya tradisi ketoprak mataram” ungkapnya dalam acara dialog budaya ketiga yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Ndalem Gamelan, Panembahan, Kraton, Yogyakarta, Jumat (08/03/2019) malam.

Menurut Bondan, bersama kelompok seniman ketoprak, ia akan berusaha membuat seni ketoprak menjadi sajian komodofikasi yang berkualitas dan bernafaskan Yogjayarta, sehingga dapat menjadi torehan utama masyarakat diluar DIY, bahkan hingga torehan masyarakat dunia,

“Untuk itu akan dilakukan workshop yang bersifat edukasi dan literasi, khususnya ditujukan kepada generasi millennial,” ujarnya dalam Dialog Budaya yang bertujuan untuk pelestarian dan pengembangan seni di DIY, khususnya ketoprak dan sandiwara Bahasa Jawa tersebut.

Menurutnya, dalam dialog budaya yang ketiga ini juga dihadiri oleh pelaku program Seni Budaya Radio Bahasa Jawa. Hal itu sebagai upaya penyegaraan serta peningkatan kebahasaan, yaitu bagaimana bahasa anak muda jawa sekarang bisa di tampung dan di ekspresikan melalui sandiwara radio.

“Untuk kepentingan kita bersama tentang terkikisnya penggunaan bahasa jawa dalam sehari hari, jadi alangkah baiknya jika kita segera bersiap untuk anak-anak muda dan pelajar” ujarnya.

Dialog budaya ketiga kali ini juga dihadiri langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap di dalam dialog ini tidak hanya sekedar berdialog dengan seniman ketoprak maupun sandiwara, tetapi juga dapat berlanjut berdialog dengan seniman seniman yang lain.

Sri Sultan juga berharap dengan keistimewaan DIY, dapat membawa manfaat tidak hanya bagi kelurahan maupun desa namun juga bagi para budayawan dan bangsa Indonesia,

“Saya punya harapan dibidang yang dijalani seniman-seniman apapun latar belakang profesi atau latar pendidikannya. Itu sangat penting untuk kita bisa memasuki generasi muda millenial, bagaimana proses berbudaya, berkesenian, bertradisi itu tidak lepas dari pada konteks anak-anak kita dan cucu-cucu kita” tutur Sri Sultan sebagaimana dikutip dari keterangan pers Humas Pemda DIY. (kt1)

Redaktur: Faisal

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com