Oleh: Fefin Dwi S*
Sekadar berandai-andai,
Barangkali Kau tak pernah mau diberi gelar pahlawan nasional
Sebab smasa hidup Kau sendiri enggan disebut pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Tapi maafkan kami Ayahanda Lafran Pane
Kami telah membuatmu dikenal Indonesia, bahkan dunia
Meski kami tahu Kau tak suka narsis, publisitas pribadi dan pencitraan
Maafkan kami Ayahanda Lafran Pane,
Kami mensyukuri gelar pahlawan nasionalmu dengan megah
Padahal Engkau yang sangat bersahaja tak menyukai kemewahan
Meski sangat gampang Kau dapatkan jika mau
Maafkan kami Ayahanda Lafran Pane,
Kami merayakan gelar pahlawan nasional atas dirimu dengan meriah
Kami pasang spanduk besar di pinggir-pinggir jalan raya,
Kami bertasyakur dengan jamuan makan yang nikmat,
Sebelum kami pulang ke rumah dengan motor dan mobil pribadi
Padahal Engkau yang seumur hidup mendedikasikan diri untuk umat dan bangsa,
Rumah pribadipun tak punya, apalagi motor atau mobil pribadi seperti kami
Maafkan kami Ayahanda Lafran Pane,
Kau kami perjuangkan menjadi pahlawan nasional
Agar engkau bisa diteladani generasi bangsa ini
Yakin Usaha Sampai.
(Yogyakarta, 10 November 2017)
*Penulis adalah alumni HMI Cabang Purwokerto, tinggal di Yogyakarta.