JAKARTA – Setelah melalui proses cukup panjang, akhirnya Komunitas Reyog Ponorogo (KRP) masa bakti 2015-2020 dikukuhkan di Giri Lawu, Jakarta Selatan, Sabtu (06/06/2015). Komunitas ini berkomitmen untuk melestarikan, mengembangkan, meningkatkan kualitas seni budaya serta memasyarakatkan seni budaya Reyog Ponorogo di tingkat regional, nasional maupun internasional. Demikian sebagaimana keterangan pers yang dikirimkan oleh Wakil Ketua Komunitas Ponorogo, Suparno Nojeng kepada Jogjakartanews.com, pada Sabtu malam.
Dalam acara pengukuhan tersebut juga digelar sarasehan yang bertajuk, Reyog Ponorogo Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan. Acara ini makin meriah dengan atraksi 5 dadak merak dari Grup Reyog Bantar Angin yang pernah meraih juara dalam Festival Reyog Nasional (FRN) di Ponorogo, Jawa Timur pada tahun 2011 dan 2012.
“Komunitas ini terbentuk karena kami memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap Reyog Ponorogo yang mulai diwacanakan sejak empat tahun lalu. Anggota komunitas ini berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi,” kata Ketua Komunitas Reyog Ponorogo dalam rilis.
Dalam Komunitas Reyog Ponorogo tergabung 20 grup Reyog Ponorogo yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Dua grup Reyog yang tergabung yakni, Bantar Angin dan Suryo Budoyo pernah menjuarai Festival Reyog Nasional (FRN).
“Mengingat Reyog Ponorogo merupakan salah satu warisan seni budaya kebanggaan Indonesia yang unik dan memiliki nilai jual pariwisata tinggi, perlu dukungan berbagai pihak,” lanjut Suyatno.
Komunitas Reyog Ponorogo berharap dan menghimbau terjadinya sinergi dengan pemerintah (baik pusat maupun daerah), BUMN dan BUMD, perusahaan swasta, tokoh-tokoh masyarakat maupun lembaga/institusi lainnya agar senantiasa memiliki kepedulian dan sense of belonging terhadap Reyog Ponorogo.
“Untuk mencapai tujuannya, Komunitas Reyog Ponorogo diantaranya akan mengadakan kegiatan seni budaya seperti seminar, edukasi, event, diskusi lokakarya, pencarian bakat dan lain-lain,” pungkasnya. (pr)
Redaktur: Herman Wahyudi