Oleh: Drs. Mustari, H.Hum.*
(Bagian-5 Dari Yogya Untuk Dunia: Berguru Tunjuk Ajar Melayu)**
Orang Melayu sudah mengunci tunjuk ajarnya pada posisi wajib tunduk dan patuh pada ajaran syariat Islam sebagaimana dikatakan
Ya kata syara’, ya kata adat,// Tidak kata syara’, tidak kata adat.//
Dan karena adat/tunjuk ajar sudah diamankan oleh syara’, maka ketika orang Melayu mengikuti ajaran tunjuk ajar, itu artinya ia sudah mengamalkan syari’at Islam. Maka tidak diragukan lagi, mengamalkan tunjuk ajar akan membawa manfaat dan nilai positif bagi kehidupan di dunia dan di akhirat. Baik bagi pribadi maupun bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Manfaat tunjuk ajar tidak berhad. Artinya, manfaat tunjuk ajar tidak dapat dihingga-hingga. Dalam ungkapan disebutkan:
Kalau hendak menjadi orang,// tunjuk ajar janganlah kurang.//
Kalau hendak menjadi orang,// tunjuk ajar hendaklah pegang.//
Kalau hendak menjadi orang,// tunjuk ajar jangan dibuang.//
Kalau hendak hidup selamat,// tunjuk ajar jadikan azimat.//
Kalau hendak hidup selamat,// tunjuk ajar dipegang erat.//
Kalau hendak hidup terpuji,// tunjuk ajar pakaian diri.//
Kalau hendak hidup bertuah,// tunjuk ajar jadikan rumah.//
Kalau hendak hidup terpandang,// tunjuk ajar pantang dibuang.//
Kalau hidup hendak sentosa,// tunjuk ajar dijaga-jaga.//
Kalau hendak hidup sentosa,// tunjuk ajar dirasa-rasa.//
Kalau hendak hidup terpilih,// tunjuk ajar pantang dialih.//
Kalau hendak dikasihi Tuhan,// tunjuk ajar jadikan pegangan.//
Kalau hendak beroleh rahmat,// tunjuk ajar dipegang erat.//
Kalau hendak diberkahi Tuhan,// tunjuk ajar hendaklah amalkan.//
Kalau hendak disayang orang,// tunjuk ajar ditimang-timang.//
Ungkapan-ungkapa di atas memperlihatkan betapa besarnya manfaat tunjuk ajar dalam kehidupan. Dengan mengamalkan tunjuk ajar, orang akan mencapai kebahahgiaan dalam hidupnya, sekarang di dunia, maupun kelak di akhirat. Sebaliknya jika melalaikan tunjuk ajar, maka lambat laun akan mendapat kemalangan atau petaka. Dalam ungkapan disebutkan:
Siapa meninggalkan tunjuk ajar,// dunia akhirat badan terkapar.//
Siapa melupakan tunjuk ajar,// alamat menjadi fasiq dan mungkar.//
Siapa melalaikan tunjuk ajar,// alamat hidup akan bertengkar.//
Siapa melecehkan tunjuk ajar,// hidup sengsara matipun sukar.//
Siapa menjauhi tunjuk ajar,// perangai buruk kepala besar.//
Siapa merendahkan tunjuk ajar,// hidup melarat mati terbakar.//
Dari ungkapan-ungkapan bijak di atas, terlihat di satu sisi betapa besarnya manfaat tunjuk ajar bagi kehidupan manusia, sehingga orang Melayu berusaha melestarikan tunjuk ajarnya secara estafet dari generasi ke generasi berikutnya. Sementara di sisi yang, terlihat betapa tunjuk ajar sudah menyebati dengan agama Islam, sehingga orang Melayu berusaha sekuat tenaga mengontrol dengan ketat tunjuk ajarnya agar tidak menyimpang dari nila-nilai keislaman. Ya kata syara’, ya kata adat,// tidak kata syara’, tidak kata adat.//
*Drs. Mustari, H.Hum.Lahir dan besar di desa Berakit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau, dosen mata kuliah Filologi, Metodologi Penelitian Sastra, Bahasa Indonesia, dan Jurnalistik di Jurusan BSA Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
** Artikel bagian 4 bisa disimak pada https://jogjakartanews.com/baca/2020/06/29/6269/syarak-mengata-adat-memakai
(BERSAMBUNG)