YOGYAKARTA – Sederetan aktris panggung teater tahun delapan puluhan yang tergabung dalam Teater WN (Wanita Ngunandika) Yogyakarta kembali manggung belum lama ini dalam pementasan di Gelanggang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (30/09/2019). Pementasan ‘emak-emak’ Jadoel alias Jaman Dulu tersebut masih menuai decak kagum para pecinta teater yang hadir menyaksikan.
Para aktris yang terlibat dalam“Kolase dan 7 Jendela Kaca’ #5 Wajah Perempuan Retak” tersebut, ternyata masih menunjukkan kualitasnya sebagai seniman teater profesional. Mereka, Nuri Isnaini, Yeni Eshape, Sita Ratu, Rina Chaeri, Sitoresmi Prabuningrat, Labibah Zain, dan Arofah.
Apa yang melatari para seniman kawakan tersebut kembali unjuk gigi? Menurut salah satu aktris yang terlibat pementasan, Labibah Zain, dia dan teman-temannya di teater WN.
“Kami merindukan pentas bersama. Meski sempat ragu karena masalah kesehatan tenggorokan, namun akhirnya saya memutuskan tetap pentas. Bagi saya pementasan kemarin ada unsure nostalgianya. Terlebih disutradarai seniman teater kesohor, Aly D.Musyrifa. Terakhir kami disutradarai beliau tahun 1991 dalam pentas Panggung Rintik,” kata aktris yang Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ditanya apa bedanya pementasan sekarang dengan jaman dulu? Labibah merasa tidak jauh berbeda. Bahkan ia merasa seperti muda kembali.
“Nggak jauh beda dengan dulu kok,” ujarnya.
Pengurus Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga ini juga mengaku masih bisa menghayati perannya. Terlebih pementasan kemarin mengandung nilai dan pesan moral yang konteks dengan era kekinian.
“Kami berbicara soal perempuan, dari persoalan TKW (Tenaga Kerja Wanita), nikah siri, Kekerasan KDRT (Dalam Rumah Tangga), hingga Poligami. Meski kami sajikan dalam tontonan mudah-mudahan pesan moral yang kami usung bisa menginspirasi kaum perempuan untuk menjaga dan terus memperjuangkan hak-haknya,” tukas Labibah Zain.
Labibah menginformasikan bahwa pementasan Teater Wanita Ngunandita kemarin dibuka oleh MC BrAY Iriani dan didukung sepenuhnya oleh teater Eska. (kt1)
Redaktur: Rudi F