Masuk Dalam 50 Desa Wisata Terbaik dalam Ajang ADWI 2022, Puncak Widosari Dikunjungi Menteri Sandiaga Uno

Desa Wisata Widosari
Menteri Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Widosari di Kulonprogo. Foto: ist

KULONPROGO – Desa Wisata Puncak Widosari, Ngargosari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masuk dalam 50 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

ADWI sendiri merupakan program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf sebagai penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia.

Sebagai apresiasi atas prestasi tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Parekraf/Baparekraf RI) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Puncak Widosari, belum lama ini.

Dalam kunjungannya, Sandi menuturkan, Desa Wisata Widosari telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari 7 kategori. Yakni daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), homestay, toilet umum, digital dan kreatif, cleanliness health safety dan environment sustainability (CHSE), dan kelembagaan desa. Desa Wisata Widosari akan menjadi peserta program Desa Sejahtera Astra (DSA) selama satu tahun ke depan.

Menurut Sandi, kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Astra dan mitra strategis lain dalam membangun desa wisata berdampak banyak terhadap kebangkitan ekonomi masyarakat pasca Pandemi COVID-19.

Desa Wisata Widosari adalah desa wisata yang terletak di perbukitan menoreh bagian utara dengan ketinggian ±900 Mdpl, dan jarak tempuh 36 km atau 1 jam 15 menit dari Kota Jogja.

Puncak Widosari merupakan titik tertinggi dari bukit bernama Bukit Widosari yang merupakan gugusan Pegunungan Menoreh. Bukit tersebut menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dengan ikon batu besar di atas bukit dan merupakan objek wisata yang terkenal.

Situs ini telah ditetapkan sebagai warisan geoheritage oleh pemerintah pusat pada 2021 dari 20 situs geologi (Geosite) yang ada di Jogja.

Sandi yang tampak ditemani Pj. Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengapresiasi prestasi Kabupaten Kulon Progo yang dua tahun berturut-turut wilayahnya masuk 50 desa wisata terbaik Kemenparekraf.

”Januari akan ada ASEAN Tourism Forum di Jogjakarta. Dan kita akan gelorakan desa-desa wisata sekeliling Yogyakarta ini, untuk menjadi tujuan travel plan dari para degelasi dari 10 negara ASEAN yang akan hadir di Jogja, termasuk juga di Desa Wisata Widosari,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (05/07/ 2022).

”Ini adalah bagian dari kabupaten yang back to back. Tahun lalu dapat tahun ini dapat. Jarang sekali dari 514 kabupaten. Selamat kepada Kulon Progo dan DIY,” imbuh Sandi disambut riuh tepuk tangan masyarakat.

Sandi mengungkapkan, salah satu prestasi membanggakan berhasil diraih DIY yaitu dalam sidang umum PBB yang secara khusus memberikan penghargaan kepada Desa Wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Gunungkidul.

”Indonesia menerapkan best practice dalam pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Oleh karena itu Kemenparekraf sekarang all out. Kami tidak setengah-setengah. 50, 50 nya ini tahun lalu saya kunjungi semuanya. Dan tahun ini adalah desa wisata yang ke-14. Yang saya kunjungi masih ada 36 lagi. Dan ini seserius itu kita. Dalam pengembangan desa wisata,” ujarnya.

Di Desa Wisata Widosari, pelancong juga dapat menikmati kesejukan perkebunan teh seluas satu hektar yang berada di Padukuhan Tritis. Untuk menyusuri kebun teh telah disediakan jalan setapak di hamparan terasering yang tersusun rapi dengan tinggi yang sama di tiap lariknya. Pemandangan Pegunungan Menoreh yang indah inilah menjadi spot favorit pengunjung yang gemar ber-swafoto.

Kemudian, wisatawan dapat berkunjung ke Rajendra Farm atau Kampung Domba. Di sana, sebuah peternakan domba terpadu menyajikan kegiatan edukasi ternak, kuliner berbasis domba (kambing) dan menyediakan fasilitas lengkap bagi pecinta alam yang mau berkemah, atau pun outbound.

Tidak kalah epik, wisatawan juga dapat menikmati sunrise di Puncak Proman. Itu merupakan objek wisata yang menampilkan pemandangan alam di kala matahari terbit dengan jajaran gunung-gunung besar seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu.

Bicara seni, Wayang Kulit merupakan suguhan seni pertujukan yang ikonik. Kemudian ada Tari Jathilan atau kuda lumping. Seni dengan ciri khas sang penari membawa kuda yang terbuat dari anyaman. Pertunjukkan ini menunjukkan atraksi yang menarik dan magis. Selain Jathilan, ada beberapa jenis tarian khas masyarakat setempat, yakni Bangilun dan Lengger Tapeng.

Sementara kekayaan budaya ada Kenduri. Yaitu perjamuan makan sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan kepada sang pencipta. Upacara ini biasa dilakukan untuk memperingati peristiwa juga meminta berkah. Kemudian, ada Merti Desa. Tradisi yang dimaknai oleh masyarakat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena hasil panen yang melimpah. Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat agraris ini berfungsi untuk menumbuhkan sikap gotong royong dan kepedulian masyarakat.

Wisatawan juga dapat berburu oleh-oleh seperti Teh Sangrai Widosari, Kopi, Enting-enting Jahe, Geblek, Gula Aren, batik tulis, batik cap, batik gradasi, sandal dari cip jagung, kentongan ukir, topeng kayu, hingga wayang kulit. Di sini, pelancong juga dapat bermalam di Rumah Joglo. Destinasi Desa Wisata Widosari sendiri telah memenangkan penghargaan homestay terbaik di DIY. (pr/kt1)

Redaktur: Hamzah

 

56 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com